Asia Tenggara merupakan rumah bagi 8.5% dari total populasi dunia, dan penetrasi pengguna eCommerce diperkirakan akan tumbuh sebesar ~17% pada tahun 2025, dengan jumlah pasar sekitar ~413 juta pembeli. Dengan GDP per kapita yang tinggi, hal ini bisa terjadi.
Karena kami (Konigle) bertempat di Singapura, dan memiliki pelanggan yang berasal lebih dari 80 negara, banyak yang bertanya kepada kami mengenai perkembangan e-commerce di Asia Tenggara dan apakah layakj bagi brand-brand ini untuk mencoba memasuki pasar tersebut. Dengan batas yang tidak jelas antara offline dan online commerce, sulit untuk menjadi tidak bersemangat tentang prospek pertumbuhan e-commerce dimanapun, termasuk di Asia Tenggara.
Baru-baru ini kami mendapatkan data mengenai user penetration pasar e-commerce di Asia Tenggara yang mungkin dapat menjawab pertanyaan mengenai pertumbuhannya dengan lebih baik.
Asia Tenggara memiliki 11 negara: Singapura, Brunei, Vietnam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Timor-Leste, Myanmar, Laos, Kamboja, dan Thailand, dan pada 2021, Asia Tenggara menjadi rumah bagi sekitar 8.5% total penduduk di dunia dan bertumbuh 1.2% per tahun. Dengan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (secara internasional dikenal dengan HDI (Human Development Index)) sebesar 0.723 dan terus berkembang, serta GDP sekitar 3 triliun, Asia Tenggara adalah wilayah yang memiliki potensi besar.
e-Commerce User Penetration di Asia Tenggara
Hal yang menarik bagi kami di dalam laporan statistik e-Commerce bagi Asia Tenggara adalah pertumbuhan user penetration secara terus menerus di wilayah Asia Tenggara dan diperkirakan akan terus tumbuh di 6 pasar utama yaitu Indonesia, Vietnam, Singapura, Thailand, Malaysia, dan Filipina. Bahkan, prediksi pertumbuhan user penetration untuk e-commerce di Indonesia diperkirakan akan tumbuh sekitar 13% pada tahun 2025. Hal ini dapat dikaitkan dengan investasi yang ada di pasar tersebut dan banyak perusahaan yang mencoba membangun untuk Indonesia, didorong oleh investasi Modal Ventura di pasar tersebut.
Secara keseluruhan, dengan GDP per kapita yang tinggi (~$5k, disesuaikan dengan kurs mata uang). bagi brand DTC yang melakukan pengiriman ke seluruh dunia atau brand B2B yang ingin mengembangkan bisnis mereka, menggunakan toko online mereka untuk menjangkau pembeli potensial di wilayah tersebut dapat menguntungkan.
Ukuran Pasar e-commerce di Asia Tenggara pada tahun 2025
Dengan demikian, bagaimana pertumbuhan user penetration berdampak pada ukuran pasar? Diperkirakan bahwa pada tahun 2025, pasar e-commerce Asia Tenggara akan memiliki sekitar 413 juta pembeli.
Jadi, Apakah menargetkan pasar e-commerce Asia Tenggara sebagai brand DTC yang berbasis di dunia barat layak untuk dicoba? Saya pikir penting untuk menyadari mengenai pasar yang besar ini dan mungkin setidaknya menawarkan untuk menyediakan pengiriman ke negara-megara ini.
Sementara itu, bagi brand B2B, mendirikan toko online dan memiliki kemampuan untuk menarik minat dengan menggunakani tombol Dapatkan Penawaran adalah hal yang sangat masuk akal.